Minggu, 15 Februari 2015

Donor Darah

Tanggal 7 Februari, di SMA saya mengadakan kegiatan donor darah dan tes golongan darah. Kegiatannya anak-anak PMR tuh. Saya yang memang belum pernah donor darah, tertarik. Untungnya semua persyaratan awal memenuhi (usia, berat badan, haid atau tidak). Berangkatlah ke ruangan donornya, yang ambil lokasi di salah satu lab di sekolah.
Petugas mencatat data diri saya, lalu mengarahkan ke dalam untuk periksa tekanan darah dan Hb (hemoglobin). Debar-debar, saya berharap semoga semuanya memenuhi syarat.
Saya duduk di depan seorang ibu petugasnya. Beliau memeriksa tekanan darah saya, dan hasilnya 100/70. Rendah ya itu? Ibu petugasnya mulai ragu. Beliau memeriksa kadar Hb. Hasilnya, aman tuh, 12.7 Si ibu menjelaskan, dengan tekanan darah sekian, sebenarnya tidak apa, cuma karena ini yang pertama untuk saya, jadi kurang berani, sepertinya.
"Tapi saya pengen banget donor bu", mohon saya pasang muka memelas. Berhasil.
"Iya deh nggak apa-apa. Tapi mbaknya sehat kan? Fit? Nggak pusing?"
"Fit kok bu" yakin saya kepadanya dan petugas donor.
Dan yang bikin saya pusing bukan tekanan darah, tapi menunggu antrian yang lama, ditambah banyak orang dalam ruangan lalu lalang nggak jelas.
Setibanya giliran saya, saya baring di bed, bismillah. Mbak petugasnya mulai bekerja. Jarum yang terhubung pada selang dan ampul, menusuk permukaan kulit di lengan kanan saya. Sakit sedikit.
Dari sedikit selang yang menempel di permukaan kulit, saya bisa merasakan hangat darah saya mengalir. Wow. Excited. Baru pertama sih yaa :D Darahpun mengisi kantong ampul.
Tidak lama, kurang lebih lima belas menit, donor selesai. Jarum dilepas dan ditutup dengan kapas plester. Saya disuruh berbaring sebentar, lalu dipersilakan keluar. Dibekali lima kaplet kapsul penambah darah, popmie, wafer tanggo, sama minuman botol lupa namanya.
Lega... dan senang rasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar